Biarkan aku pergi

“Ada saatnya dimana seseorang berhenti mempertahankan dan berhenti berjuang,
bukan karena hilang rasa sayang, melainkan sudah terlalu lelah, dan kemudian,

menyerah.” 



Dari seorang perempuan yang berusaha tangguh meskipun hatinya teramat rapuh. 



***



Kata orang jatuh cinta itu indah, namun bagiku tidak. 
Kau berani jatuh cinta, itu artinya kau juga harus berani terluka.
Jatuh cinta itu rumit, dan―sakit, ketika orang yang kau cintai, teramat kau cintai, mengabaikanmu. Ia menghilang, kemudian datang. Seperti itu terus, seperti roda yang berputar, tak berujung. 


Malam ini aku ingin menuliskan segala macam rasa yang berkecamuk dalam dada. Sungguh, ketika jari-jemariku kugerakkan untuk menulis ini, hatiku teramat sakit. Ketika kamu membaca ini, kamu harus tahu, bahwa sebelum bertemu denganmu, aku berusaha sekuat tenaga menyembuhkan luka yang pernah ditorehkan oleh lelaki sebelummu. Butuh waktu yang tak sebentar untuk melenyapkan segala tentangnya, kemudian kamu hadir menyapaku, mengisi kekosongan di ruang hatiku, mengubah hari kelabuku menjadi hari penuh rindu. Awalnya, kamu begitu baik. Awalnya, aku tak mengira akan kembali berakhir sesakit ini. Awalnya, aku tak pernah mengira akan mencintaimu sedalam ini. Awalnya, semua terasa begitu indah, tak pernah terlintas sedikitpun bahwa suatu hari nanti kita akan berjalan masing-masing seperti orang asing.
Ku tekankan sekali lagi, ―awalnya.
Benar kata orang, mempertahankan tak semudah mendapatkan. Kamu sudah berhasil mendapatkanku, namun tak lama berselang kamu mencampakkanku, menghempaskanku, tanpa sedikitpun peduli bagaimana hancurnya perasaanku. 
Satu tahun lamanya aku bertahan pada sebuah ketidakpastian. Kamu datang dan pergi berulangkali, dan berulangkali pula masih kuberi kesempatan untukmu. Hingga tiba pada suatu titik dimana aku benar-benar lelah, sangat lelah. Aku menyerah.
Biarkan aku pergi, biarkan aku menyembuhkan lukaku seorang diri untuk kesekian kali, biarkan aku bangkit dari segala rasa sakit. 
Ketahuilah, aku berhenti bertahan, aku berhenti berjuang, bukan karena rasa sayangku sudah hilang, melainkan keberadaanku tak pernah kau pedulikan.

Jika suatu hari nanti kita di pertemukan kembali, ku pastikan dan kutunjukkan bahwa aku telah bahagia meskipun tanpamu.


***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku pamit

Kamu, apa kabar?

Teruntuk kamu, kekasihku.