Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Jangan mundur lagi

Gambar
Tiga bulan setelah berakhirnya kisah kita. Kamu menyapaku terlebih dahulu, mengajak bertemu. Seketika itu, kamu meruntuhkan segala perjuanganku untuk melupakanmu, sekuat tenaga aku berusaha bangkit dari keterpurukan yang di sebabkan oleh ketidak-hadiranmu lagi di hari-hariku. Kamu mengutarakan ingin mundur, tanpa peduli hatiku yang begitu hancur. Saat itu, setelah kamu berkata ingin mengakhiri segalanya, setelah aku menyadari kamu telah pergi, aku merasa kekosongan yang teramat menyiksa. Kamu yang dulu begitu perhatian, namun kemudian memilih untuk tak lagi bertahan. Kamu yang dulu berkata tak ingin meninggalkan, namun seiring berjalannya waktu mulai menjauh perlahan. Aku sedang berada di puncak mencintaimu, namun dengan gampangnya kau melepaskan genggamanku. Aku ingin kau tetap berada di sisi, namun nyatanya memilih untuk pergi. Dan, selama tiga bulan itu, aku berjuang memusnahkan bayangmu dari isi kepalaku, berkali-kali aku berkata pada diriku sendiri; aku tak ingin lagi me

Kamu, apa kabar?

Gambar
Malam ini, aku tiba-tiba teringat tentangmu. Sembilan bulan telah berlalu, terima kasih sudah pernah mampir meski tak lama berselang kamu tak lagi hadir. Ini bukan salahmu, sama sekali bukan. Aku yang memilih untuk tak lagi menjalin komunikasi denganmu. Bukan membenci, atau tak ingin menjalin pertemanan denganmu. Namun ketahuilah, aku tak ingin membuat rasamu tumbuh semakin dalam padaku. Maaf, mungkin aku terlalu percaya diri menganggap bahwa sepertinya kamu mencoba untuk mendekatiku.  Seperti yang telah kau ketahui, -waktu itu- aku masih menjalin kisah asmara bersama lelaki yang teramat ku cintai, lelaki yang kuharap tak akan melepaskanku, tak akan pernah berjalan mundur, dan tak akan pernah meninggalkan.  Kamu tahu? lelaki itu, lelaki yang pernah ku ceritakan padamu kala itu, kala kita duduk berdua di bangku taman sembari memandang air danau yang membentang luas, dia telah meninggalkanku. Dia memilih untuk tak lagi mempertahankanku. Janjinya untuk membawaku ke mahligai pernik