Kita yang telah usai
"Jika aku bisa meminta pada Tuhan, aku meminta untuk tak mempertemukan aku denganmu. Jika pada akhirnya seperti ini, lebih baik dari awal kita tak usah saling mengenal, tak usah saling menyapa. Kau ingin tahu hal apa yang paling aku takutkan dari sebuah perpisahan? Yaitu kenangan yang tak jua terlupakan." Ini untuk yang kesekian kalinya aku merasakan perihal kehilangan. Perihal mencintai, kemudian pergi. Perihal jatuh hati, kemudian patah hati. Perihal rasa yang pernah manis, romantis, kemudian semakin terkikis seiring bergulirnya denting jarum jam. Kini, kita telah usai. Tak ada lagi kamu, tak ada lagi kita. Kini, kita seperti kembali lagi menjadi orang asing yang tak saling mengenal, saling memunggungi satu sama lain. Hadirmu tak lagi ada. Tawamu, senyummu, genggam tanganmu, peluk hangatmu, telah sirna. Dan, kau tahu? Aku masih sesak ketika teringat tentangmu. Tentang cerita kita yang telah menjadi abu. Tentang apa saja yang pernah ku lalui bersamam