Jangan mundur lagi


Tiga bulan setelah berakhirnya kisah kita.
Kamu menyapaku terlebih dahulu, mengajak bertemu. Seketika itu, kamu meruntuhkan segala perjuanganku untuk melupakanmu, sekuat tenaga aku berusaha bangkit dari keterpurukan yang di sebabkan oleh ketidak-hadiranmu lagi di hari-hariku. Kamu mengutarakan ingin mundur, tanpa peduli hatiku yang begitu hancur. Saat itu, setelah kamu berkata ingin mengakhiri segalanya, setelah aku menyadari kamu telah pergi, aku merasa kekosongan yang teramat menyiksa. Kamu yang dulu begitu perhatian, namun kemudian memilih untuk tak lagi bertahan. Kamu yang dulu berkata tak ingin meninggalkan, namun seiring berjalannya waktu mulai menjauh perlahan. Aku sedang berada di puncak mencintaimu, namun dengan gampangnya kau melepaskan genggamanku. Aku ingin kau tetap berada di sisi, namun nyatanya memilih untuk pergi. Dan, selama tiga bulan itu, aku berjuang memusnahkan bayangmu dari isi kepalaku, berkali-kali aku berkata pada diriku sendiri; aku tak ingin lagi mengingatmu. Kamu sudah memilih pergi, dan sudah sepantasnya pula aku tak membiarkan namamu bersemayam dalam hati. 

--

Tiba-tiba, ponselku bergetar, dan waktu sudah menunjukkan larut malam.
Ada notifikasi pesan, darimu. 
Kamu tahu? setelah ku tahu kamu yang mengirimiku pesan, aku melompat kegirangan. Aku tersenyum sendirian. 
Ah ya Tuhan, aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri, aku tak bisa berpura-pura membencimu. Kamu memang pernah membuatku terluka atas keputusanmu yang tak sanggup mempertahankanku, namun kemudian aku menyadari, rasa cintaku padamu lebih besar dari rasa ketidak-sukaanku padamu. Kamu merobohkan usahaku untuk melupakanmu, kamu hadir kembali, dan kini, semakin membuatku jatuh hati.

Aku tak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Apakah kita akan kembali melanjutkan hubungan sebagai sepasang kekasih, atau memutuskan untuk tak lagi menjalin ikatan dan memilih untuk menjadi teman.
Ketahuilah, aku mencintaimu. Dan kurasa kaupun merasakan hal yang sama sepertiku. Kita sama-sama masih belum bisa saling melepaskan dan merelakan. Namun lagi-lagi keadaan yang menjadi penghalang dalam hubungan.
Aku ingin kamu tetap tinggal, tetaplah bersamaku sampai akhir nanti. Tetaplah berjuang untukku, seperti dulu ketika kau berusaha untuk mengejarku, untuk mendapatkan hatiku. Tetaplah bertahan padaku dalam keadaan apapun.
Kumohon, jangan pergi lagi, jangan mundur lagi. Aku mencintaimu.


Aku, 
mencintaimu.



***




P.S : Tulisan ini terinspirasi dari lagu “Jangan mundur” oleh Nadia & Yoseph.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku pamit

Kamu, apa kabar?

Teruntuk kamu, kekasihku.